Dinsos Makassar Dinilai Diskriminatif dalam Pengurusan Hak Asuh Bayi yang Ditemukan
By Admin
nusakini.com - Makassar - Dinas Sosial (Dinsos) Makassar dinilai sangat tertutup dan tak punya itikad baik terhadap pengajuan permohonan adopsi bayi yang ditemukan di jalan Abdullah Daeng Sirua beberapa waktu yang lalu. Diketahui yang mengajukan permohonan adopsi anak tersebut adalah pihak yang menemukan anak tersebut, namun Dinsos Makassar terkesan mempersulit dan ujug-ujug malah menyerahkan bayi tersebut ke pihak lain.
Peristiwa ditemukannya bayi tersebut berawal dari seorang remaja berinisial N (16) menemukan bayi tergeletak di tepi jalan Abdullah Daeng Sirua Makassar, tanggal 16 September 2022 malam. N langsung menelpon adiknya untuk bersama-sama mengambil bayi tersebut.
Karena merasa sangat kasihan pada bayi tersebut, Tanti, orang tua N bermaksud merawat bayi tersebut. Dia pun melaporkan penemuan bayi tersebut ke pihak RT dan RW setempat.
"Oleh pihak RT/RW kemudian dilaporkan ke Polsek dan kemudian bayi tersebut dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Makassar", ujar Tanti.
Tanti yang sangat menginginkan bayi tersebut bertanya ke pihak RS. Bhayangkara bagaimana cara agar bayi tersebut bisa dia rawat.
Pihak RS. Bhayangkara mengatakan pihaknya hanya merawat sementara bayi tersebut sampai dinyatakan sehat. Setelah itu dikembalikan ke Polsek dan diserahkan Dinas Sosial.
"Jadi pihak RS. Bhayangkara menyarankan untuk mengajukan permohonan perawatan anak ke Dinas Sosial", katanya, Jumat (7/10/2022).
Tanti bersama suaminya pun bergegas mengajukan permohonan tersebut ke Dinsos Makassar dan dinyatakan berkas pengajuannya sudah lengkap dan akan dilakukan survei.
"Survei sudah dilakukan oleh pihak Dinsos. Kami juga tiap hari ke RS. Bhayangkara untuk menjeguk dan menanyakan perkembangan kesehatan ade' (panggilan akrab kepada bayi tersebut)", sambung Tanti.
Tanti juga meminta tolong adiknya, untuk terus mengunjungi pihak Bhayangkara dan Dinsos Makassar untuk menanyakan status permohonannya itu.
Namun, anehnya tiba-tiba Dinsos Makassar menyerahkan bayi tersebut ke pihak lain. Alasannya karena ada juga orang tua lain yang bermohon.
Menurut pihak Dinsos, kabar adanya seorang bayi ditemukan berasal dari pihak RS Bhayangkara, namun setelah dikonfirmasi pihak rumah sakit membantah hal tersebut.
Pihak Dinsos pun berlindung dibalik aturan yang terkait hak pengasuhan anak. Walau diketahui pihak yang bermohon ini belum jelas kapan mereka mengajukan permohonan.
"Ya, Kita serahkan ke orang tua tidak punya anak atau punya anak satu", kata staf Dinsos Ati.
Hal ini sangat mengecewakan Tanti, padahal keluarganya lah yang menemukan dan setiap hati memantau perkembangan kesehatan bayi tersebut.
"Bahkan karena maksud kami baik, kami tiap hari bolak balik rumah sakit dan Dinsos untuk mengecek, kalau memang pihak Dinsos setelah survei mengetahui kalau kami tak memenuhi persyaratan, seharusnya kita sudah diberitahu", tuturnya.
Dia juga mengatakan pihak Dinsos seakan-akan selalu tertutup ketika dimintai keterangan. "Saya merasa ada permainan di Dinsos Makassar. Kami merasa diabaikan padahal kami yang menemukan dan mengajukan permohonan hak asuh tersebut", ujarnya kecewa.
Seharusnya, kata Tantu, pihak Dinsos Makassar lebih mendahulukan kami karena kami yang menemukan dan melakukan permohonan.
"Kalau tahu begini, lebih baik tak melapor. Tapi karena kami warga negara yang baik kami ingin mengikuti prosedur. Tapi agaknya pihak Dinsos tidak memahami itu. Apa karena kita tidak menawarkan uang pelicin?", sungut Tanti.
Tanti berharap ke depan, Dinsos Makassar dikelola oleh pegawai yang lebih punya empati, bisa lebih memahami siapa orang tua yang lebih mau berkorban demi masa depan seorang bayi.
"Bukan hanya terpaku pada alasan persyaratan atau mungkin karena ada uang jasa dalam pengurusan perawatan anak", pungkasnya. [hd]